Jumat, 24 Februari 2012

METODE RISET

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Ciri ilmiah : • Rasional • Empiris • Sistematis Syarat data untuk penelitian : • Valid (derajat ketepatan) • Reliabel (derajat konsistensi/keajegan) • Objektif (interpersonal agreement) Data yang valid maka reliabel dan objektif, tetapi tidak sebaliknya. Data valid diperoleh dengan cara : • Menggunakan instrumen penelitian yang valid. • Mengunakan sumber data yang tepat dan cukup jumlahnya. • Menggunakan metode pengumpulan data yang tepat/benar. Data reliabel diperoleh dengan cara : • Menggunakan instrumen penelitian yang reliabel. Data objektif diperoleh dengan cara : • Menggunakan sampel atau sumber data yang besar (jumlahnya mendekati populasi). Jenis data menurut sifatnya : 1. Data kualitatif 2. Data kuantitatif • Data diskrit / nominal • Data kontinum - data ordinal - data interval - data rasio Tujuan Penelitian, secara umum : 1. Penemuan 2. Pembuktian 3. Pengembangan Kegunaan Penelitian, secara umum : 1. Memahami masalah 2. Memecahkan masalah 3. Mengantisipasi masalah JENIS / RAGAM PENELITIAN A. Menurut Fungsi / Kedudukan 1. Penelitian Akademik, ciri/penekanan : • Merupakan sarana edukasi • Mengutamakan validitas internal (cara yang harus benar) • Variabel penelitian terbatas • Kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang pendidikan. 2. Penelitian Profesional (pengembangan ilmu, teknologi dan seni), ciri/ penekanan : • Bertujuan mendapatkan pengetahuan baru yang berkenaan dan ilmu, teknologi dan seni. • Variabel penelitian lengkap • Kecanggihan analisis disesuaikan kepentingan masyarakat ilmiah • Validitas internal (cara yang benar) dan validitas eksternal (kegunaan dan generalisasi) diutamakan 3. Penelitian Institusional (perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan), ciri/penekanan : • Bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan • Mengutamakan validitas eksternal (kegunaan) • Variabel penelitian lengkap (kelengkapan informasi) • Kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan keputusan. B. Menurut Kegunaan 1. Penelitian Murni (Pure Research) / Penelitian Dasar Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Penelitian Terapan (Applied Research) Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. C. Menurut Tujuan 1. Penelitian Eksploratif Bertujuan untuk mengungkap secara luas dan mendalam tentang sebab-sebab dan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. 2. Penelitian Pengembangan Bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan suatu prototipe baru atau yang sudah ada dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan sehingga diperoleh hasil yang lebih produktif, efektif dan efisien. 3. Penelitian Verifikatif Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan terdahulu/ sebelumnya. 4. Penelitian Kebijakan Penelitian yang dilakukan suatu institusi/lembaga dengan tujuan untuk membuat langkah-langkah antisipatif guna mengatasi permasalahan yang mungkin timbul di kemudian hari. D. Menurut Pendekatan 1. Penelitian Longitudinal (Bujur) Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses dan waktu yang lama terhadap sekelompok subjek penelitian tertentu (tetap) dan diamati/diukur terus menerus mengikuti masa perkembangannya (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama). 2. Penelitian Cross-Sectional (Silang) Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses kompromi (silang) terhadap beberapa kelompok subjek penelitian dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek penelitian tersebut sebagai wakil perkembangan dari tiap tahapan perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu kasus). E. Menurut Tempat 1. Penelitian Laboratorium Eksperimen, tindakan, dll 2. Penelitian Perpustakaan Studi dokumentasi (analisis isi buku, penelitian historis, dll). 3. Penelitian Kancah / Lapangan Survei, dll. F. Menurut Kehadiran Variabel Variabel = hal-hal yang menjadi objek penelitian yang nilainya belum spesifik (bervariasi). 1. Penelitian Deskriptif Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya sudah ada tanpa proses manipulasi (data masa lalu dan sekarang). 2. Penelitian Eksperimen Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang). G. Menurut Tingkat Eksplanasi 1. Penelitian Deskriptif Penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu variabel secara mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel dengan variabel lainnya. 2. Penelitian Komparatif Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda. 3. Penelitian Asosiatif Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih. Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/fenomena. Ada 3 jenis hubungan antar variabel : a. Simetris (karena munculnya bersama-sama) X tidak mempengaruhi Y atau sebaliknya. b. Kausal / sebab akibat X mempengaruhi Y c. Interaktif / Resiprokal (timbal balik) X dan Y saling mempengaruhi H. Menurut Caranya 1. Penelitian Operasional Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada suatu bidang tertentu terhadap proses kegiatannya yang sedang berlangsung tanpa mengubah sistem pelaksanaannya. 2. Penelitian Tindakan Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada suatu bidang tertentu terhadap proses kegiatannya yang sedang berlangsung dengan cara memberikan tindakan/action tertentu dan diamati terus menerus dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat. 3. Penelitian Eksperimen (dari caranya) Penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti dengan cara memberikan treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian guna membangkitkan sesuatu kejadian/keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya. Penelitian ini merupakan penelitian kausal (sebab akibat) yang pembuktiannya diperoleh melalui komparasi/perbandingan antara : a. Kelompok eksperimen (diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (tanpa perlakukan); atau ; b. Kondisi subjek sebelum perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan. I. Menurut Metodenya (Jenis-jenis Penelitian 1. Metode Survei 2. Metode Eksperimen 3. Metode Expose Facto 4. Metode Naturalistik/Alamiah 5. Metode Tindakan 6. Metode Evaluasi 7. Metode Kebijakan 8. Metode Sejarah/Historis

Selasa, 17 Mei 2011

Tips Mengelola Ide Penelitian

Sebagai taruna/ mahasiswa dan juga seorang akademis, tidak bisa terlepas dari penelitian atau riset. SEkolah Tinggi Penerbangan Indonesia sebagai kampus akademis juga harus mengutamakan penelitian dan riset. Namun
Sebenarnya mahasiswa juga harus dituntut untuk melakukan penelitian, misalnya penelititan yang wajib dilakukan yaitu tugas suatu mata kuliah, kerja praktek, dan tugas akhir. Selain itu kita bisa mengajukan penelitian untuk meningkatkan prestasi kita sebagai seorang akademis misalnya melalui PKM Dikti, PKM Mawa, dan lomba-lomba penelitian lainnya.
Ketika kita ingin membuat suatu penelitian dan riset, kita sering mempunyai kendala dalam menciptakan ide dan konsep. Saya rasa itu kendala bagi sebagaian mahasiswa. Kita merasa sering bingung ingin melakukan penelitian tentang sesuatu hal, walaupun kita sudah diberi tema penelitian. Kita merasa takut untuk mengungkapkan suatu ide. Jangan-jangan ide saya ini sudah digunakan untuk penelitian orang lain, jangan-jangan penelitian ini mempunyai banyak kendala ke depannya, jangan-jangan nantinya ide saya ini ditolak. Buang saja ketakutan anda.
Bagi yang ingin melakukan penelitian dan riset, ada beberapa langkah yang saya lakukan untuk memunculkan ide sehingga menghasilkan suatu karya penelitian. Biasa yang saya lakukan yaitu :
1. Buatlah tema atau topik yang anda sukai. Ini merupakan hal yang paling utama karena jika penelitian yang anda lakukan dan anda tidak suka didalamnya pasti banyak mengalami kendala. Selain itu jika anda sudah tidak suka terlebih dahulu maka rasa minat dan keingintahuan anda semakin berkurang.
2. Perbanyaklah referensi dan wawasan mengenai tema atau topik yang anda buat. Adapun langkahnya bisa melalui membaca jurnal, referensi, membaca ilmu teori dan penunjang lainnya.
3. Lakukanlah diskusi, brainstorming, Focus grup discussion dengan dosen atau teman anda mengenai topik yang anda buat. Pasti anda akan mendapatkan masukan-masukan yang bermanfaat untuk penelitian anda.
4. Jika kadang tema anda sudah banyak yang melakukan penelitian. Buatlah sudut pandang penelitian yang berbeda. Misalnya anda meneliti tentang perancangan sebuah meja komputer, padahal yang meneliti di bidang ini sudah banyak. Anda tinggal membuat sudut pandang penelitian perancangan meja komputer bagi penyandangan cacat misalnya. Atau tinggal melakukan memandang dari segi ekonomi, segi biaya dan lain-lain.
5. Selain itu banyak metode untuk mendapatkan ide penelitian. Misalnya dengan menggunakan metode ATM amati- tiru- modifikasi. Kita bisa melakukan metode penelitian orang lain tapi menggukan contoh kasus yang berbeda. Misalnya di perusahaan lain atau dengan subjek yang lainnya.
Itu beberapa langkah yang saya lakukan untuk mendapatkan ide penelitian. Mungkin anda punya teknik sendiri yang dilakukan untuk menghasilkan ide penelitian.

GAP ANALYSIS


Gap analysis
Gap Analysis is all about evaluating and improving business performance. In the research, gap analysis is the study of the differences between two different systems or applications, often for the purpose of determining how to get from one state to a new state. A gap is sometimes spoken of as "the space between where we are and where we want to be." Gap analysis is undertaken as a means of bridging that space.
A gap analysis may include the following steps:
1. Review System
Review of the current information system or application in order to understand the processing, features or system currently in place.
2. Develop Requirements
Development of the requirements needed by the 'new system'. This may be in the form of a strategic objective that the organisation wishes to implement. This strategic objective may allow the organisation to increase their competitive advantages, or improve the technology and efficiency of their practices and procedures.
The proposed system may include:
• Restructuring the current system in order to become compliant with a new system standard or organisation requirement
• Updating the hardware of the system. For example, the current hardware may be outdated, inefficient and unable to handle the capacity needs of the organisation.
• Updating the software of the system. The applications used by the organisation may not have the functionality required. There may be a newer version of the software that incorporates added features and is a 'better fit' for the organisation's requirements.
• Restructuring of documents, files or information so that it is more accessible.
• An e-commerce website that enables customers to purchase products online.
• New technology may become available, ie, a new invention, or reduction in price of a product to be more affordable for the organisation. This 'new technology' may enable the organisation to improve efficiency or productivity.
• Creating new applications for use by the organisation. For example, a new database may need to be created to contain all of the organisation's data.
3. Comparison
A comparison of the current element of the system and the new system requirements or objectives will give an idea of whether a 'gap' exists. If there is a gap there will be discrepancies between what the organisation wants and what they already have in place.
The gap analysis allows us to discover how to get from one state to a new state. This comparison may take the form of a 'Gap - Yes/No' column , to identify where the gaps exist for each element.
4. Implications
Implications of introducing the item being evaluated. The risks and impacts of introducing/ implementing the item. More information regarding this step is contained in the resource Develop Action Plans.
5. Recommendations
The last step in the gap analysis is to make recommendations to identify the items or solutions needed to 'fill' the gap, if a gap exists. More information regarding this step is contained in resource Develop Action Plans.
Limited Gap Analysis Template
The template shown below, is another example of a gap analysis template. This is the template that will be followed hereon in. This template can be used to record the information gathered from the gap analysis. This is expanded further in the resource Develop Action Plans.
Example: Another Gap Analysis Table
Objectives
Test/ check/ evaluate/ confirm a specified condition or situation.
Findings
The results of performing the test/ check/ evaluation/ confirmation
An example of a gap analysis following the format of the template in Example 2 above can be found in Compare Information related to current operational practices previously.
Summary
Gap analysis allows the organisation to compare an 'as is' scenario with a desired 'future state'. Gap analysis generally follows 5 steps: reviewing a current as is system; determining requirements of the proposed future state system and comparing these two states in order to determine the implications and requirements involved in getting from one state as is, to the other future state.

Penyusunan Kerangka Teori Penelitian

Setelah masalah penelitian berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah berikutnya adalah mengajukan hipotesis yang didasarkan dari kajian mendalam teori-teori yang relevan dengan variabel-variabel penelitian. Agar sebuah kerangka teoretis meyakinkan maka argumentasi yang disusun dalam teori-teori yang dipergunakan dalam membangun kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari sejumlah teori yang dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan terbaru.
Disamping itu, kerangka teori juga dapat dilakukan melalui pengkajian hasil-hasil penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti lainnya. Hasil penelitian orang lain yang relevan dijadikan titik tolak penelitian kita dalam mencoba melakukan pengulangan, revisi, modifikasi, dan sebagainya. Berdasarkan kajian teoretis dan hasil-hasil penelitian yang relevan, maka tahap berikutnya peneliti menyusun kerangka berpikir yang mengarahkan perumusan hipotesis.
Dengan demikian produk akhir dari proses pengkajian kerangka teoretis adalah perumusan hipotesis.
Secara ringkas, langkah penyusunan kerangka teoretis dan pengajuan hipotesis dapat dibagi ke dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
• Pengkajian mengenai teori-teori ilmiah yang akan dipergunakan dalam analisis.
• Pembasan mengenai penelitian-penelitian lain yang relevan.
• Penyusunan kerangka berpikir dengan mempergunakan premis-premis sebagaimana yang terkandung dalam teori dan hasil penelitian tersebut dengan menyatakan secara tersurat pernyataan, postulat, asumsi, dan prinsip yang dipergunakan.
• Perumusan hipotesis.

Menulis Latar Belakang Penelitian

Latar Belakang Penelitian merupakan kunci dari sebuah proposal penelitian. Karena logika penelitian dilakukan berdasar adanya fenomena problematik yang harus diatasi. Sehingga latarbelakang harus menunjukkan sistematika yang menjurus ke arah pemilihan suatu masalah tertentu. Masalah tersebut tentunya yang penting dan menarik untuk dilakukan penelitian. Pada tahap ini, peneliti sudah dapat mengidentifikasi awal permasalahan utamanya serta faktor-faktor utama yang menjadi penyebabnya.
Teknik penulisan Latar Belakang Penelitian dalam penelitian dimulai dari pengungkapan secara sistematis deskripsi masalah secara makro pada tingkat global menuju permasalahan yang bersifat mikro yang terjadi di lokasi penelitian.
Unsur pokok yang harus ada dalam penulisan Latar Belakang Penelitian adalah perlunya menonjolkan bahwa masalah itu sangat penting untuk diatasi dan menarik untuk diteliti. Sehingga fenomena problematika yang akan kita bahas menunjukkan tingkat seriousness of the problem. Tingkat keseriusan masalah ini dapat dilihat dari aspek kegawatan karena sifatnya dapat mengancam jiwa, luasnya wilayah yang terkena dampak masalah, aspek teknologi atau aspek kecemasan yang menimpa pada masyarakat. Aspek ini tentunya harus didukung data pendukung yang meyakinkan. Untuk keperluan data, maka sumber-sumber pustaka seperti jurnal ilmiah, laporan penelitian, publikasi pemerintah sangatlah penting.
Masalah yang sering dijumpai, pada awal-awal penulisan Latar Belakang Penelitian adalah awal yang terlalu lebar dan tidak terstruktur. Meskipun konsep pembahasan dalam Latar Belakang Penelitian itu mengikuti pola piramida terbalik, namun awal yang terlalu lebar menyebabkan kita dapat kehilangan fokus. Dengan pembahasan secara terstruktur mengikuti pola tersebut, memungkinkan kita memperoleh akhir yang mengerucut pada suatu masalah utama.

Teori Antrian

Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian -antrian atau baris-baris penungguan. Fenomena menunggu adalah hasil langsung dari keacakan dalam operasi sarana pelayanan secara umum, kedatangan pelangan dan waktu pelayanan tidak diketahui sebelumnya karena jika bisa diketahui, pengoperasian sarana tersebut dapat dijadwalkan sedemikian rupa sehingga akan sepenuhnya menghilangkan keharusan untuk menunggu.
Tujuan mempelajari pengoprasian sebuah sarana pelayanan dalam kondisi acak dalah untuk memperoleh beberapa karakteristik yang mengukur kinerja sistem yang sedang dipelajari. Dalam model antrian, interaksi antara pelanggan dan pelayan adalah berkaitan dengan periode waktu yang diperoleh pelanggan untuk menyelesaikan sebuah pelayanan, dalam antrian kedatangan pelanggan umumnya disebut sebagai distribusi kedatangan (arrival distribution) dan distribusi waktu pelayanan (service time distribution).
Contoh-contoh kasus antrian :
1. Para pembelanja yang berdiri didepan kounter di supermarket.
2. Mobil-mobil yang menunggu di lampu merah.
3. Pasien yang menunggu diklinik rawat jalan.
4. Pesawat yang menunggu lepas landas dibandara udara.
5. mesin-mesin rusak yang menunggu untuk diperbaiki oleh petugas perbaikan mesin.
6. Surat yang menunggu diketik oleh seorang sekretaris.
7. Program yang menunggu untuk diproses oleh komputer digital.
Faktor-faktor penting dalam pengembangan model antrian :
1. Cara memilih pelanggan dari antrian untuk memulai pelayanan
• FCFS ( first come first served)
• LCFS ( last come first served)
• SIRO ( served in random order)
2. Berkaitan dengan rancangan sarana dan pelaksanaan pelayanan
• Parralel served
• Serial served
• Random served
3.Berkaitan dengan rancangan sarana tersebut dan pelaksanaan pelayanan.
4. Berkaitan dengan ukuran antrian yang diijinkan.
5. Berkaitan dengan sifat sumber yang meminta pelayanan.
Unsur-unsur dasar model antrian bergantung pada faktor-faktor berikut:
1. Distribusi kedatangan (kedatangan tunggal atau kelompok).
2. Distribusi waktu pelayanan (pelayanan tunggal atau kelompok).
3. Rancangan sarana pelayanan (stasiun serial, paralel atau jaringan).
4. Peraturan pelayanan (FCFS, LCFS, SIRO) dan prioritas utama.
5. Ukuran antrian (terhingga atau tidak hingga).
6. Sumber pemanggilan (terhingga atau tidak terhingga).
7. Perilaku manusia (perpindahan, penolakan atau pembatalan).

Pemodelan dan Simulasi Sistem

Sistem adalah kumpulan obyek yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan logis dalam suatu lingkungan yang kompleks. Obyek yang menjadi komponen dari sistem dapat berupa obyek terkecil dan bisa juga berupa sub-sistem atau sistem yang lebih kecil lagi. Dalam definisi ini disertakan elemen lingkungan karena lingkungan sistem memberikan peran yang sangat penting terhadap perilaku sistem itu. Bagaimana komponen-komponen sistem itu berinteraksi, hal itu adalah dalam rangka mengantisipasi lingkungan.
Mengamati sistem bukan hanya mendefinisikan komponen-komponen pendukung sistem, tetapi lebih dari dari itu harus pula mengetahui perilaku dan variabel-variabel yang ada di dalamnya. Paling tidak analisis terhadap sistem harus dapat membuat konsepsi tentang sistem itu. Ada beberapa cara untuk dapat merancang, menganalisis dan mengoperasikan suatu sistem. Salah satunya adalah dengan melakukan pemodelan, membuat model dari sistem tersebut.
Model adalah alat yang sangat berguna untuk menganalisis maupun merancang sistem. Sebagai alat komunikasi yang sangat efisien, model dapat menunjukkan bagaimana suatu operasi bekerja dan mampu merangsang untuk berpikir bagaimana meningkatkan atau memperbaikinya. Model didefinisikan sebagai suatu deskripsi logis tentang bagaimana sistem bekerja atau komponen-komponen berinteraksi. Dengan membuat model dari suatu sistem maka diharapkan dapat lebih mudah untuk melakukan analisis. Hal ini merupakan prinsip pemodelan, yaitu bahwa pemodelan bertujuan untuk mempermudah analisis dan pengembangannya. Melakukan pemodelan adalah suatu cara untuk mempelajari sistem dan model itu sendiri dan juga bermacam-macam perbedaan perilakunya.
1. Eksperimen dengan sistem aktual vs eksperimen dengan model sistem.
Jika suatu sistem secara fisik memungkinkan dan tidak memakan biaya yang besar untuk dioperasikan sesuai dengan kondisi (scenario) yang kita inginkan maka cara ini merupakan cara yang terbaik karena hasil dari eksperimen ini benar-benar sesuai dengan sistem yang dikaji. Namun sistem seperti itu jarang sekali ada dan penghentian operasi sistem untuk keperluan eksperimen akan memakan biaya yang sangat besar. Selain itu untuk sistem yang belum ada atau sistem yang masih dalam rancangan maka eksperimen dengan sistem aktual jelas tidak bisa dilakukan sehingga satu-satunya cara adalah dengan menggunakan model sebagi representasi dari sistem aktual.
2. Model Fisik vs Model Matematis.
Model fisik mengambil dari sebagian sifat fisik dari hal-hal yang diwakilinya, sehingga menyerupai sistem yang sebenarnya namun dalam skala yang berbeda. Walaupun jarang dipakai, model ini cukup berguna dalam rekayasa sistem. Dalam penelitian, model matematis lebih sering dipakai jika dibandingkan dengan model fisik. Pada model matematis, sistem direpresentasikan sebagai hubungan logika dan hubungan kuantitatif untuk kemudian dimanipulasi supaya dapat dilihat bagaimana sistem bereaksi.
3. Solusi Analitis vs Simulasi.
Setelah model matematis berhasil dirumuskan, model tersebut dipelajari kembali apakah model yang telah dikembangkan dapat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan mempelajari sistem. Jika model yang dibentuk cukup sederhana, maka relasi-relasi matematisnya dapat digunakan untuk mencari solusi analitis. Jika solusi analitis bisa diperoleh dengan cukup mudah dan efisien, maka sebaiknya diigunakan solusi analitis karena metode ini mampu memberikan solusi yang optimal terhadap masalah yang dihadapi.

Klasifikasi Model Simulasi
Pada dasarnya model simulasi dikelompokkan dalam tiga dimensi yaitu [Law and Kelton, 1991] :
a. Model Simulasi Statis dengan Model Simulasi Dinamis.
Model simulasi statis digunakan untuk mempresentasikan sistem pada saat tertentu atau sistem yang tidak terpengaruh oleh perubahan waktu. Sedangkan model simulasi dinamis digunakan jika sistem yang dikaji dipengaruhi oleh perubahan waktu.
b. Model Simulasi Deterministik dengan Model Simulasi Stokastik.
Jika model simulasi yang akan dibentuk tidak mengandung variabel yang bersifat random, maka model simulasi tersebut dikatakan sebagi simulasi deterministik. Pada umumnya sistem yang dimodelkan dalam simulasi mengandung beberapa input yang bersifat random, maka pada sistem seperti ini model simulasi yang dibangun disebut model simulasi stokastik.
c. Model simulasi Kontinu dengan Model Simulasi Diskret.
Untuk mengelompokkan suatu model simulasi apakah diskret atau kontinyu, sangat ditentukan oleh sistem yang dikaji. Suatu sistem dikatakan diskret jika variabel sistem yang mencerminkan status sistem berubah pada titik waktu tertentu, sedangkan sistem dikatakan kontinyu jika perubahan variabel sistem berlangsung secara berkelanjutan seiring dengan perubahan waktu.